Selasa, 31 Januari 2012

how to made this blog

from : aghyie

Yeh yeh yeh, gue mulai sibuk dengan tambahan tugas kali ini, Biasanya kalo tugas itu dari guru ke murid, dari bos ke bawahan, atau dari sahabat ke sahabat.
Kali ini gue mau cerita tentang “ cara Iis meminta tolong ke gue “.
Pagi itu berjalan seperti biasanya, bangun pagi, mandi kebo, pakaian, sekolah, pulang, terus lanjut les drum, terus main bola. ( gue pun tamapak seperti Baim )
Ehm, ehm, serius deh.
Pagi ini berjalan seperti biasanya, sekolah, bimbingan sore dari sekolah, bimbingan di luar sekolah, dan pulang kembali ke rumah.
Sekitar jam sembilan di tengah tengah serunya membahas Alkanol dan teman temannya tiba tiba hape gue bergetar
“ AGHYYYY, bantuin gue“
“ woiii...dimanako? “
“ Agii..sms ga di balas, telp ga di angkatt.... ih rese' “
Gue kira sms berantai itu dari model iklan kartu As, eh ternyata sms itu dari Iis, hampir gue jadi Sule.
Gue pun membalas seadanya karena nggak mungkin gue nge bales smsnya terlalu panjang
“ gue masih di sekolah Is “
“ ini aghy?? “
antiklimaks
 ho oh “
“ gini deh, kita kerja bareng deh, gimana kalo bentar kita kerja?? “

Sebenarnya gue nggak bisa bantuin dia, soalnya hari ini adalah hari selasa, dan hari selasa adalah hari terpadat dengan skedul yang begitu dekat, gue sudah atur jadwal hari ini untuk sekolah, bimbingan sore, dan les di luar, berhubung Iis adalah calon istri sohib gue, akhirnya gue pending les tambahan gue.
“ hem ok, kita ketemu dimana? “
“ gue jemput deh “
“ bimbingan sore gue sampe jam lima, palingan gue bisanya jam enam, nggak usah jemput deh “
“ ok, kita ketemu di McD “
“ McD mana dulu? “
“ Pettarani, deal?

Gue melanjutkan aktifitas awal gue di sekolah, sekitar delapan jam beraktifitas di sekolah akhirnya gue ketemu Iis
“ elo dimana ghyyy? Gue udah dari pulang sekolah nih di McD “
“ wait me cong, gue masih di jalan “
“ cepetan “
Sementara gue ngetik sms sambil membawa motor, tiba tiba iklan di radio ( karena gue pake headset ) mengingatkan gue untuk tidak ber Sms ria ketika berkendara, tag line nya stop texting when drifing, dan kalo gue plesetin bisa jadi stop loving when somebody ignoreing. Shyaduu.
Gue nyampe di McD pettarani
“ eh itu aghy, panjang umur elo “ sapa leandra
“ err, ada apa sih nge gosipin gue? “
“ aaah, ghyyy, bantuin gueeee, nih blognya ribet banget “
“ blognya mau di apain sih? Kok serius amat? “
“ gue di kasih tugas sama guru gue “
“ oh gitu, coba sini gue lihat “
“ nih, editin yah! “

Permintaan dari gurunya membuat kepala gue puyeng, minta shout mix lah, hit counter lah, mau di pakein lencana segala, templatenya mau di ganti lah, aduuh, ini lebih rumit daripada yang sya banyangkan ketika jam pelajaran kimia tadi.
“ jadi gimana?? Bisa? “
“ tunggu, signalnya cacad nih, asem “ ujar gue kesel
“ jadi gimana dong? “
“ ya udah, kita cari tempat lain aja deh? Yang ada WiFi nya, yang bisa duduk, dan yang jelas bagus dan murah “
“ ok, pisang goreng nugget “
“ dimana tuh? “
“ itu, sebrang jalan “
 Gue memang nggak begitu tau tempat nongkrong yang aneh aneh, dari nama tempatnya aja udah labil. Pisang goreng nugget, ini pisang goreng, atau nugget goreng? Kenapa ada pisang jadi nugget? Gue nggak tau.
“ eh tunggu dulu, Adnan kayaknya mau datang deh “
“ yah tungguin dulu “
Beberapa detik setelah di singgung, akhirnya manusia berisi ini datang, dengan kaos bali yang menurut gue lebih mirip lap lap, celana pendek, dan sandal gunung, Adnan tampak layaknya anak kuliahan, lantas gue? Boro boro keren, bersih aja kadang kadang.
“ hah, ini dia “ kata gue sambil melihati Adnan mendekat
“  errr, ini nih “
“ kenapa kamu? “
“ tugas mi! TUGAS “ Iis merubah raut mukanya menjadi serius
“ tugas apaan? “
“ blog, tuh aghy lagi utak atik “
“ ahh, blog mah cetek “
“ idiiiih, coba elo edit “ seru gue, sewot
“ udah udah, mending kita ke pisang nugget deh, signalnya disini udah nge galau “
“ ok “
Sesampainya di pisang goreng nugget kita duduk di dekat pintu depan
“ Iis elo mau minum apa? “
pulpy
“ kamu ghy? “
“ sama “
Akhirnya Adnan ngambil dua botol pulpy sama satu kotak susu ultra coklat.
“ ghy gimana? “
“ belum jadi nih, ribet banget, soalnya blog baru, tampilannya aneh gitu, gagap gue ngelihatnya “
“ tampilannya aneh? Kamu banget kok “
hening
sekian menit gue habiskan untuk ngutak ngatik blog barunya Iis, tapi nggak berhasil.
Sampai akhirnya seperti ini, gue cuma bisa nambahin postingannya yang kelima, semoga tugasnya lancar

CHAO!!!

AKU TERPAKSA MENIKAHINYA (Kisah inspiratif untuk para istri dan suami)



from : facebook
Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.


Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

it's me

from : Iis, editing by Aghyie

Pertama-tama sudah pasti saya akan bercerita tentang diri saya sendiri.

Nama lengkap saya adalah Andi Nurannisa Meilany, dimana para guru yang telah mengajarku dari  TK,SD,SMP, dan kini SMA rata-ratanya 85% memanggilku dengan sapaan Annisa tetapi orang terdekatku sering memanggilku dengan nama Iis.

Jujur saja, saya heran dengan nama panggilanku yang sangat pendek dan kedengaran tidak cocok dengan nama panjangku itu, tapi gak penting juga kalau saya harus berdebat hanya karna mempersoalkan namaku itu.

Oke, saya itu bukan sosok wanita yang pada umumnya handal dalam hal masak-memasak atau apapun itu yang berbau dan bersangkutan dengan DAPUR. Tetapi, saya adalah seorang gadis yang sebenarnya sangat manja tetapi paling benci jika di bilangi itu.

Saya selalu berupaya untuk menjadi sorotan orang di sekelilingku, entah bagaimana caranya, tetapi saya selalu melakukannya dan terbukti dimanapun saya berada pasti saya selalu memaksakan diri untuk tidak hanya memiliki satu organisasi saja.

Saya tidak suka berdiam diri, apalagi menghabiskan waktu dengan santai untuk tidur-tiduran tetapi terkadang, kesibukan yang saya alami justru membuat dampak negatif tersendiri untuk saya karna pada dasarnya dalam diri saya ini tidak termaksud ciri-ciri seseorang yang hebat dalam mengatur waktu.

Saya sangat gampang terpengaruhi dan justru sangat mudah pula bagiku untuk mempengaruhi seseorang. Bagi banyak orang yang saya mintai keterangan alias komentar tentang diri saya, hampir semua mengatakan kalau saya sangat mudah dalam bergaul, dan saya pun mengakui hal tersebut meski sebenarnya orang melihat saya selalu tersenyum ceria bagaikan tak memikirkan suatu persoalan. Tidak ingin bohong, saya memang orang yang tidak suka menampakkan kesedihan  atau masalah yang sedang kuhadapi saat ini. Secara fisik, saya tidak begitu memiliki postur badan yang ideal, namun kulit putih, mata yang sipit, pipi yang tembem, alis yang tergolong tebal hingga hampir nyambung, rambut berwarna hitam terurai jatuh dengan lurusnya membuat saya nyaman di pandang (rada memuji diri sendiri).

Gadis yang menjadi buah hati dari pasangan H.A. Darwin Rasyid S,E dan Dr.Hj. A. Khasma Padjalangi M.kes ini terlahir di Ujung Pandang, 3 Mei 1995. Iis anak ke 2 dari 3 bersaudara. Selisih umur 3 tahun di anatar kami sama sekali tidak membuat kami merasa canggung ataupun merasa ketidak cocokan walaupun dahulu pada awal mulanya kakak laki-laki ku yang bernama Andi Akhdar Darwin sempat tinggal bersama kakek dan nenek dari Ayah ( katangka )

Tetapi, hanya beberapa tahun dan satu orang adik perempuan yang bernama Andi Sri Puji Junita ini selalu ikut bersama Mama. Saya pertama mengawali pendidikan yang terdasar di PlayGroup Asoka, PlayGroup yang tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal yang kemudian berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu TK, saya bermain dan melakukan masa-masa terindahku dengan ayunan, jungkat-jungkit, perosotan yang sering di kenal luncuran, mandi bola, panjat-panjatan dan yang sejenisnya itu di TK RAMA lalu masuklah saya di pendidikan yang lebih asik lagi.

SDN Sudirman 1 Makassar, berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan yang baik hingga saya berhasil lulus di salah satu sekolah yang menjadi faforit untuk area makassar, SMP itu adalah SMPN 6 Makassar.


Lama berlalu dengan berbagai banyak yang terjadi, akhirnya saya,mama,papa, Puji dan Akhdar pun dapat tinggal seatap, meski hal ini terwujud ketika saya di kelas 2 SMP, namun hal tersebut tidak begitu menjadi persoalan bagiku. Hingga sampai pada saat kelabilan para anak remajapun harus di uji, yaitu di waktu masuk dan menginjak kelas 3.

Sayapun merasa harus belajar dengan sekeras mungkin karena tidak mau jika sampai hal yang tidak mungkin itu terjadi ( tidak lulus UN ), keparno-an ku semakin menjadi-jadi sebab papa selalu bikin cerita yang tidak-tidak.

Banyak brosur yang beredaran dimana-mana tentang tempat bimbingan belajar, yakni JILC. Yang akhirnya membuat kedua orang uaku terhasut untuk menyuruhku masuk di tempat bimbel itu. Dan hasilnya adalah saya masuk di kelas 3-6, kurang ingat siapa teman kelasku, tetapi kenakalan di masa itu adalah kenakalan terbombastis yang saya lakukan. Ada banyak teman yang saya dapatkan bahkan kedekatan kita berlanjut di luar area les semata.

Friendship adalah nama yang kami buat sebagai simbol kedekatan kami, yang bukan hanya sebagai teman biasa. Friendship itu ada 8 orang, diantaranya adalah Rezky Khusnul Khatima .als Nunu, Enggid Saputri .als Enggid, Perina Nuraini .als Gina, Ashrifah .als Aci, Titin Ayuni Safitri .als Titin, Yumna Sani .als Sani, Gina Sumanti .als Gina, dan tentunya saya sendiri.

Berbagai masalah kita hadapi secara bersama-sama, apapun itu dan bagaimana pun itu. Kita memang baru kenal bahkan bukan pada kelas yang sama tetapi kita punya kesamaan yaitu tidak membeda-bedakan teman dan mau menerima segala perbedaan teman. Sebagai layaknya manusia biasa, tentunya kita memiliki berbagai perpedaan sikap.

Resky Khusnul Khatima, SMP Islam Athirah
Nunu : Baik, mudah bergaul, pandai dalam berbicara, berani mengambil sebuah resiko, menyukai suatu tantangan dan selalu ingin mencoba hal-hal baru yang ia belum pernah rasakan. Secara fisik bila di pandang dia itu manis dengan senyumannya yang memang menawan, tanpa harus di poles dia sudah memiliki suatu kharisma di wajahnya, rambut yang panjangnya sedada itu sangat sesuai dengan badannya yang ideal serta warna kulit sawo matangnya itu.

Perina Nuraini, SMPN 6 Makassar
Gina : Baik, Pintar, tidak termaksud orang yang mudah di pengaruhi, tipekal gadis yang setia kepada pasangannya, selalu update sehingga dia tidak pernah menggunakan model yang terbilang kuno alias cupu. Secara fisik dialah gadis yang sempurna di mataku sebab rambutnya yang jatuh dengan lurusnya tanpa harus menggunakan alat catokan terlebih dahulu membuat dia sangat indah secara rambut itu adalah mahkota terindah bagi setiap kaum hawa, bukan hanya karna rambutnya namun kulitnya pun termaksud aset, sebab kulitnya itu sangat mulus serta putih bersih, badannya yang ideal mendukung setiap gayanya. ditambah lagi dengan pesoba bibirnya yang berwarna merah mudah tanpa harus menggunakan alat warna lainnya.

Yumna Sani, SMPN 3 Makassar
Sani : Baik, memiliki pemikiran yang dewasa, sikapnya juga sangat ramah terhadap orang yang berada di sekelilingnya, penampilan dengan gaya cuek itu yang menjadi ke unikan tersendiri baginya. Secara fisik sudah terasa gambaran dari awal, dimana kulit sawo matangnya membuatnya dia begitu manis tanpa harus tersenyum, badan yang ideal itupun tak diragukan lagi serta rambutnya panjang membuatnya lebih tampak feminim meskipun biasa dia terlihat tomboy dengan gaya casual secara dia bukanlah orang yang terlalu bergaya seperti kebanyakan wanita lainnya. Dia cenderung menggunakan pakaian yang dia rasakan nyaman.

Enggid Saputri , SMPN 33 Makassar
Enggid : Baik, asik bila di ajak jalan, dapat meramaikan suatu situasi, pandai dalam berbicara ataupun menghasut seseorang, dan sangat tidak mau merasakan kerugian. Bukan berarti dia terlalu pelit, namun memang dia bukanlah orang yang terlalu semberono. Secara Fisik itu tampak saperti orang cina sebab matanya yang sipit itu sangat mendukung, kulitnya pun putih. Rambut panjang dan badannya juga ideal, tentu saja banyak orang yang akan naksir kepadanya.

Titin Ayuni Safitri, SMPN 8 Makassar
Titin : Baik, terlalu berfikir dengan perasaan, rada egois, terbawa arus tetapi bisa di andalkan dalam melakukan sesuatu, murah senyum dan pandai dalam berargumentasi. Secara fisik tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan karena dia adalah gadis yang memiliki kulit putih, senyuman cantik menghiasi wajah mungilnya, rambutnya panjang dan berwarna hitam serta badannyapun ideal membuat itu semua tampak sesuai untuk berpenampilan.

Ashyifah, SMPN 12 Makassar
Aci : Baik, ceria, pintar, selalu bisa bereksperimen terhadap penampilan yang membuatnya tampak unik serta pergaulannya begitu luas yang menjadikan kelebihan tersendiri kepadanya yang jauh lebih mudah baginya untuk bersosialisasi kepada seseorang. Secara fisik dia itu sangat gampang di temukan sebab bibir tipisnya itu sangat membuat wajahnya nampak imut yang terkesan alami, rambutnya pendek berwarna hitam serta kulit coklat dimilikinya begitu manis bagaikan rasa silverqueen coklat yang sangat menggairahkan selera siapa saja.

Gina Sumanti, SMPN 33 Makassar
Gina : Baik, pemberani, perkataan yang kadang tidak dapat untuk dilakukan penyaaringan terlebih dahulu sebab dia memang adalah orang yang jujur dalam berkata sesuatu, selalu memberikan kritikan tetapi dengan saran menyertainya, cepat terpancing emosi, meski begitu, dia terbukti adalah teman yang asik karena dia tidak mudah melupakan sahabatnya. Secara fisik dia itu kurus, tinggi, rambut yang lumayan panjang dengan kulit sawo matang.

Dimana pada masa itu, semua berkeinginan untuk memperluas pergaulan dan mengutamakan ke popularitasan yang mengakibatkan sempatnya terjadi salah faham hingga permusuhan antara Friendship dengan salah satu perkumpulan cewek dari SMPN 8 Makassar yang bernama MEDUSA pun terjadi.

Hal yang terjadi berawal dari saling ejek mengejek hingga perkelahianpun ingin dilakukan. Entah mengapa, perkumpulan cowok-cowok dari SMP 8 Makassar ikut campur, namun, untung saja mereka ini adalah kesatria-kesatria yang memiliki wajah manis jika ada maunya, bermaksud baik karena ingin membantu untuk membuat kerukunan di anatar kami. Alhasilnya pun sukses, perkumpulan cowok-cowok itu adalah Donald Duck .als DnD,memang membuat kami Friendship bergabung bersama Medusa. Pergabungan itu membentuk GRACIOUS yang kerap di sebut dengan singkatan GRC.

Meski ada di antara Friendship tidak masuk dalam GRACIOUS yaitu Perina Nuraini .als Gina tetapi di hati yang terdalam, dia tetap sahabat ku yang terbaik. GRACIOUS hanyalah simbol tapi sangat bermakna bagi orang yang terlibat di dalamnya, yang di mulai dengan mengadakan Bazar di Indigo café yang bertempat di Mall Panakukang.

Perlu kalian ketahui, anggota MEDUSA itu berjumlahkan 7 orang yaitu Sabrina Harahap .als Bena, Sakiyah Fadillah Umrah .als Kia, Rezky Amalia Azis .als Kiki, Rezky Fauziah K .als Eki, Lady Sitti Aizyah .als Lady, Siti Nurul Rahmy .als Rahmi, dan Devi Sri Ramadhani .als Devi.

Sabrina Harahap, akrabnya di panggil Bena.
Bena adalah gadis yang baik,penuh semangat, tidak mudah menyerah, tegas, tidak mudah untuk di pengaruhi, pandai dalam berdebat dan bisa di andalkan dalam segala sesuatu karena dia sering kali melakukan hal-hal tersebut dengan sesempurnah mungkin. Secara Fisik, dia itu Tinggi dan kurus alias tikus hahaha * juskid bena :p * putih dan rambutnya rada berwarna coklat serta jika di perhatikan secara seksama bola matanya pun berwarna coklat.

Siti Nurul Rahmi, akrabnya di panggil Rahmi.
Rahmi adalah seorang gadis yang baik, tidak sombong, berani, namun dengan penampilan yang rada tomboi itu mampu membuat orang di sekelilingnya menganggap dia tidak memilki jiwa kewanitaan sebab jika orang yang tidak mengenal kepribadiaan Rahmi yang sesungguhnya. Secara fisik, rambutnya itu panjang, kulitnya sawo matang, dan postur badannya juga Ideal.

Lady Sitti Aizyah, akrabnya di panggil LADY.
Lady adalah gadis yang Baik dan tergolongkan pada seseorang yanga sangat teramat setia kepada kekasihnya, enak di jadikan tempat cerita, mampu menyimpan rahasia secara spontan dan selalu menjaga perasaan sahabatnya. Secara fisik, lady itu sangat manis dengan kulit Sawo Matang yang di miliki olehnya, diapun termaksud gadis yang tinggi dan memiliki bentuk badan yang ideal.

Resky Fauziah K, akrabnya di panggil Eki.
Eki adalah gadis yang baik, tegas, lucu, memiliki banyak ide-ide kreatif yang bisa di pergunakan untuk berbagai hal, gampang bersosialisasi dengan kalangan umur apasjalah, stylish banget, perkataannya dapat di pegang, Tetapi rada susah memaafkan kesalahan orang lain. Secara Fisik dia itu kurus, memiliki kulit sawo matang, serta rambut yang tebal dengan sedikit kering tetapi dengan ide kreatifnya itu semua dapat terlihat sempurna.

Sakiyah Fadillah Umrah, akrabnya di panggil Kia.
Kia adalah gadis yang baik, bisa di percaya, kecentilan, tegar, bersemangat menghadapi masalah yang di jalaninya, memiliki hormon seks yang tinggi, tidak memilih-milih dalam bergaul, enak di ajak bicara, tergolong gadis yang cerewet dan terlalu terbuka kepada seseorang. Secara fisik, kulitnya itu berwarna coklat, rambut yang sedikit geriting dengan warna hitam serta badannya yang montok.

Devi Sri Ramadhani, akrabnya di panggil Devi.
Devi adalah gadis yang baik dengn kepribadian yang baik pula, rada tomboi, tidak mengutamakan penampilan sebagai hal yang nomor satu dalam hidup, tidak pernah melupakan , bisa dipercaya, asik dalam bergaul, setia kepada pasangannya, serta dia itu tidak suka mencampuri urusan seseorang yang menurutnya tidak penting dalam hidupnya. Secara fisik, dia memiliki rambut berwarna hitam dengan model rambut yang pendek, kulit sawo matang serta postur badan yang ideal.

Rezky Amaliah Azis, akrabnya di panggil Kiki atau Kimon.
Kiki adalah gadis yang baik, kocak alias lucu, selalu senyum meski ada beban di dalam pikirannya yang belum menemukan titik penyelesaian, bisa di percaya dalam menyimpan suatu rahasia, tidak membeda-bedakan teman, dan tergolong gadis yang banyak bicara dengan memiliki banyak ekspresi. Secara fisik, dia memiliki kulit yang coklat, badan yang ideal serta memiliki bulu-bulu halus di tangan yang lumayan panjang, dan rambut yang tebal berwarna hitam serta panjang itu termaksud ciri khasnya.

Banyak perbedaan di antara sikap kami, meski begitu kami semua dapat menerimanya dengan enak-enak aja tuh, soalnya perbedaan kami bukan menjadi suatu halangan atau perselisihan di antara kita, justru kami melihat perbedaan itu menjadi suatu keunikan pribadi masing-masing. Gracious awalnya berjumlah 16 orang yaitu Aci, Iis, Nunu, Eki, Enggid, Bena, Kimon, Ayu, Titin, Kia, Rahmi, Lady, Devi, Sani, Gina, dan Dini. Dimana 2 dari orang tersebut bukan termaksud dari Friendship dan Medusa, yakni Ayu Dian Anggrainy (Ayu) dan Dini Muthmainnah Raaf (Dini). Tetapi banyak kekeliruan membuat Enggid, Nunu, dan Kia harus keluar dari Gracious, meski begitu, kita tetap berteman dengan baik.

Setelah bersenang-senang di masa labil itu, saya memutuskan lanjut di SMAN 1 Makassar, tetapi keinginanku tidak bisa di penuhi karena kedua orang tuaku sangat tidak mengizinkan dengan alasan bahwa siswa siswi di sekolah tersebut tidak begitu baik karena lebih menonjolkan penampilan dan tidak begitu mementingkan akademiknya, yang akhirnya masuklah saya di sekolah unggulan ini, meski sejujurnya keterpasaan sekali rasanya berada disini karna saya tidak bisa bersikap santai seperti layaknya waktu di SMP, saat masa SMA ini saya merasakan hal-hal yang merubahku kepribadian dan pola pikirku sendiri.

Masa-masa bersama mereka itu yang sulit di lupakan. meraka memberikan pengalaman yang pasti tidak akan ku dapatkan di mana pun serta mengajarkan sesuatu yang tidak bisa ku dapatkan di sekolah. Pengalaman menyenangkan dan pengalaman menyedihkan yang nantinya akan ku ceritakan ke anak cucuku sekaligus suatu pelajaran yang mereka berikan terhadap hidupku, meski pelajaran itu tidak menggunakan rumus ataupun bacaan tetapi itu melebihi dari segalanya yang jauh lebih sulit untuk mendapatkannya, apalagi untuk menghilangkannya dari ingatankku. Mereka tidak pernah mengajarkan segala sesuatu dengan cara lisan namun itu semua telah tersirat dengan akibat-akibat yang di dapat.

Mereka membuatku sempat terlena dengan suatu kehura-huraan tanpa mempedulikan masa depan yang semakin tidak jelas jika kita tidak pernah mengaturnya secara matang.

Se Usai UN, kita masing-masing mendaftar di sekolah idaman yang kita maui sehingga tetap ada berbedaan di antara kita semua. Dimulai dari saya dan Bena yang dengan beruntung dapat lulus test tertulis dari SMAN 17 Makassar, sedangkan Kimon, Sani, Eki, Dini, Titin dan Lady lulus di SMAN 1 Makassar, sementara Rahmi di SMAN 12 Makassar, dan Ayu di SMAN 3 Makassar. Kami tetap bisa berkomunikasi lewat telepon atau jaringan sosial internet lainnya. Meski setelah masuk SMA, kita sudah tidak sedekat dulunya namun di mataku itu tidak masalah.

Sebelum berlanjut, saya tidak ingin melewatkan sedikitpun untuk meninggalkan kisahku bersama mereka. Dimana kata mereka itu adalah orang-orang yang sangat BAIK sama saya dan tentunya sangat ku sayang.. sangat! sangat! Saya ingin menceritakan tentang SAHABAT SEJATI ku yaitu Leandra Erdina Usmani .als Dea, Reski Amaliah Jafar .als Eki, Dian Pratiwi .als Depe , dan Algifar Permana .als Aghy yang notabenya adalah teman sekolahku di SMPN 6 Makassar. Mereka yang selalu ada di saat saya benar-benar terpuruk dengan suatu kondisi yang tidak tepat.

Teman yang menerima segala kekuranganku dan memaklumi segala kesalahan yang telah ku perbuat kepadanya karena mereka ini bukan sebatas tahu, namun memang mereka inilah yang paling sudah memahami ku secara mendalam karena mereka sudah faham akan melakukan apa terhadapku jika saya sedang merasa galau, pusing, badmood, marah, sedih, jengkel, senang, jatuh cinta, iri, bahagia, bahkan untuk bohong sama mereka ini sangat susah sebab mereka bisa mengetahui jika saya sedang berbohong.

Watak dan pemikiranku sudah di Copy dan mereka ini yang menyimpan segala arsip kepribadianku. Persahabatan bersama mereka ini sangat tidak ternilai. Persaudaraan merupakan nama yang tepat untuk kami. Orang yang bisa ku percaya dalam menyimpan segala rahasiaku serta Orang yang ku ingat jika ditanya siapakah sahabat terbaik yang kamu miliki?.

Diantara banyak yang menjadi teman ku namun dari hati yang terdalam, inilah SAHABATKU! SAUDARAKU! yang takkan terganti.

Algifar Permana yang akrabnya di panggil Aghy.

Lelaki ini sungguh tidak asing dalam hidupku,bagaimana tidak, dia adalah kadang bisa menjadi pejantan, mungkin, dia adalah orang yang paling pertama ku kenal secara akrab sebab dia itu teman TK, SD,dan SMP. Dia juga sekompleks denganku, ini mengakibatkan saya harus terlibat untuk selalu melakukan banyak aktifitas lucu bersamanya, menjadi teman antar jemput di masa TK dan SD, menjadi teman mengaji, menjadi teman bermain di kompleks, menjadi teman pulang naik bus di SMP yang terkadang kami harus jalan kaki jika Bus menurunkan kami di tempat yang tidak ada becaknya ( biasanya hanya terjadi saat hari Jumat ), dan teman yang sering mengisi acara di panggung 17 Agustus di kompleks. Lagian dia ini adalah orang yang tentunya akan ku sebut paling pertama untuk menjadi tamu ketika acara pernikahanku nanti. Mungkin hanya dia ini yang tidak akan ku lupakan jika nanti terjadi geger otak di kepalaku, secara dia bukanlah tipikal manusia yang mudah unutuk dilupakan, bagaimana tidak, Dia ini memiliki gigi yang panjang alias gondrong, terus lelaki yang bermata sangat gede bahkan saking besarnya mata yang dia miliki itu tampak seperti mau keluar, uniknya, bukan hanya matanya yang gede tapi kepalanya pun juga besar seperti ALIEN sebab badannya sangat kurus dan tinggi membuatnya aneh jika di pandang. Untungnya dia memiliki kulit yang lumayan putih untuk ukuran cowok. terlepas dari fisiknya yang sangat enggak banget itu dia memiliki banyak hal yang sangat menarik, yaitu Kebaikan dari hati nurani, pemikiran yang kocak, dengan begitu banyak lelucon yang bisa dia berikan kepada siapapun orang di dekatnya hingga membuat suasana akan lebih berwarna jika dia hadir bersamaku, tidak membeda-bedakan orang dalam bergaul, sering membantuku dalam membuat hal-hal yang selagi diapun mampu dalam melakukan hal tersebut, selalu ada jika saya membutuhkannya, bisa di bilang kalau Aghy ini sangat bisa untuk diandalkan, dan yang terpenting dia adalah orang yang sangat memahamiku sebab bisa menentukan sikapnya dengan kondisi moodku yang acap kali berubah dengan sangat cepat.


Leandra Erdina Usman yang akrabnya di panggil Dea.

Gadis yang memiliki keturunan dari luar negeri ini memiliki kesamaan dengan Aghy yang terletak pada mata. Yup, Bola mata gadis ini sangat gede tapi tetap cantik jika di pandang dari segi apapun, rambut yang selalu mengembang membuatnya sering kali sibuk mengurusnya, kulit putihnya tentu saja tidak di ragukan untuk dia, serta Dea ini mempunyai postur badan yang ideal untuk ukuran seorang wanita. Hidung yang mancungnya dengan bibir yang mungil menutupi gigi berantakannya itu. Meski demikian entah mengapa dia tetap saja tampak cantik untukku. Gadis ini memiliki karakter yang di idam-idamkan bagi seseorang yang mencari sahabat karena semangatnya membuat keceriaan, pintar dalam mengambil hati seseorang, bisa di percaya dalam menyimpan sebuah rahasia, sangat peduli dengan sahabat-sahabatnya, emosi yang susah di kendalikan membuatnya kadang lepas kontrol bahkan bertindak tanpa berfikir kedepannya emmm istilahnya gegabah dalam bertindak.

Terkadangpun, dia sering iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain namun dia tidak memaksakan untuk mendapatkan apa yang dia irikan itu. Adapun sesuatu yang susah sekali hilang dari dirinya yaitu LALOD (lambat Loading) yang berarti dia sangat lama untuk mengerti sesuatu. Bahkan pernah kami lagi asik cerita sampai semua di antara kami telah tertawa dan diapun juga ketawa tetapi saat di tanya oleh temanku yang satunya bahwa apakah kamu mengerti?, dia pun dengan polosnya menjawab tidak, yang tadinya dia juga ikutan ketawa dengan kami, dimana pada akhirnya dia terus berfikir dan mengerti apa yang dimaksud dan baru tertawa sedangkan kita yang ada di dekatnya bukan tertawa akan hal yang itu lagi melainkan menertawakannya yang ternyata baru mengerti. Walau demikian, dia adalah orang yang terbuka dan bisa menerima kritikan serta masukan. Selain itu, dia bukan orang yang membeda-bedakan dalam mencari teman sehingga orang dapat dengan mudah menjalin hubungan yang baik bersamanya. Banyak hal unik dan lucu yang saya lakukan bersamanya, hal paling rahasia dalam hidupnya pun juga saya ketahui. Hal itu yang saya ingat tentang dia di masa SMP, yang serasaku di masa SMA pasti dia sudah banyak melakukan introspeksi diri dan dia juga pasti sudah jauh lebih baik dari yang dulunya.

Reski Amaliah Jafar yang akrabnya di panggil Eki.

Eki adalah gadis yang cerewet, rada centil, memiliki badan yang sangat lentur yang membuatnya menjadikan hal tersebut menjadi suatu kelebihan dalam kesenian, utamanya seni tari, pintar dalam pelajaran, rajin dan memiliki pemikiran yang baik, enak di ajak cerita sebab dia tergolong orang yang memberikan solusi serta pendapat-pendapat selain itu dia bukanlah tipekal orang yang sering membeberkan rahasia temannya, apalagi sahabatnya. Dia ini adalah perempuan yang sabar meski menurutku dia mudah terpengaruhi. Dia juga sangat suka jika sibuk, sangat manja, dan sedikit sensitive. Keceriaan yang dimiliki oleh dirinya sangat berbeda dengan orang lain, dia sangat tidak suka melihat orang di dekatnya sedih sebab saya tahu kalau dia tergolong orang yang sangat peka terhadap perasaan seseorang. Secara fisik, rambut panjang berwarna hitam yang nampak kering, badan yang mungil, gigi yang ada coklatnya membuat dia sempat di panggil gicok (gigi coklat) tetapi dia tetap manis dengan itu. kepercayaan diri yag dia punya itu sangat baik tetapi sering kali juga iya merendahkan diri yg mmbuat dia malu.

Dian Pratiwi yang akrabnya di panggil Depe.

Cempreng, bertingkah anak kecil, bisa di percaya dalam melakukan atau memegang suatu amanah yang besar, dalam menyimpan rahasia pun dia tergolong sebagai orang yang sangat bisa untuk menjaga keamanan dari hal tersebut, simple dalam berpenampilan, hebat pengaturan keuangan yang di tangani oleh dirinya karena bisa mengontrol hawa nafsu belanja, asik di ajak jalan-jalan ke mana aja, mudah bersosialisasi, memiliki ilmu agama yang cukup banyak, aktif dalam organisasi membuktikan bahwa dia bukan orang yang mempunyai karakter pembosanan, memiliki tidak enak yang tinggi jika dia tak mampu membantu orang, sedikit penakut, baik, pintar, sedikit tidak konsisten, tidak membeda-bedakan orang lain dalam pertemanan, suka nonton kartun, memiliki sikap sopan dengan tata kramah yang baik dan diapun adalah org yang rapi. secara fisik, gadis ini itu menggunakan jilbab, wajah lonjong dengan kentara memiliki kulit yang putih, sedikit pendek tetapi tidak membuat badannya keliatan gemuk.

Waktu yang takkan berhenti membuat detik demi detik menjadi hal tersulit unutuk merasakannya, dimana waktu itu terus berputar bagaikan roda yang bergelending dan membuat kenangan di setiap menitnya.

Entah kenangan pahit atau manis yang di peroleh tetapi kita terus saja dengan ikhlas dan sabarnya menghadapi segala lika-liku permainan ular tangga kehidupan yang tentunya kita bisa dengan senang naik ketangga seperti derajat kehormatan yang tinggi ataupun kehidupan kini terasa seperti seorang raja dalam suatu istana megahnya tetapi di balik itu tentu saja jebakan-jebakan menyertai langkah kita dan jangan sampai kita turun derajat menjadi pengikut karna salah langkah.
                        
Banyak yang menyenangkan di masa SMP, masa-masa ingin tahu segala sesuatu.

Tetapi, waktu tak bisa di hentikan membautku harus melangkah maju kedepan dengan mengingat masalalu kebelakang tetapi tidak harus berbalik karena saya harus fokus untuk menghadap kedepan untuk meraih masa depan yang cemerlang dan cerah. itu akan ku dapatkan jikalah saya mau berussaha dan berdoa. Berusaha berarti belajar. Yang ku awali dengan terus melanjutkan sekolah.
Setelah lulusku dari SMPN 6 Makassar, saya pun melanjutkan ke tahap lebih tinggi, yaitu SMA. Saya berharap dapat masuk di SMAN 1 Makassar tetapi keinginanku tidak kesampaian karena papa mengharapkan saya bisa melanjutkan pendidikanku di SMAN 17 Makassar. jujur saja, saya sangat tidak yakin dengan keinginan papa. Saya tidak yakin dengan kemampuan yang ku miliki tetapi dukungan dari keluarga sangat berpengaruh bagiku membuat saya rela untuk mencoba test di sekolah itu, alhasil saya pun lulus. Suatu kebanggaan tersendiri bagiku dapat melihat nomor ujianku ada di dalam koran tersebut. Dengan seyuman tipis melihat di kertas yang sama juga terdapat pengumuman kelulusan dari SMAN 1 Makassar. Berharap pilihan ini menjadi yang terbaik untuk hidupku kedepannya.

Masuk dan mengikuti segala acara Osis yang dimulai dari pra-mos, mos, bina akrab, greenday, workshop kepribadian, dan lain-lainnya.

Begitu banyak kejadian lucu yang bisa di ceritakan ketika mos, meski pada saat itu terasa sangat menegangkan rasanya. Saya mengawali hari-hariku di sekolah ini dengan berada di kelas X - 3 yang berwali kelaskan oleh ibu Syamsiar- guru pelajaran ekonomi. saya yang sejujurnya sangat merasa asing karena banyak di antara mereka yang melakukan berbagai aktivitas yang aneh, adapun juga yang tidak ku mengerti bahasanya karena logat yang masih sangat kental (maklum saja, banyak anak daerah masuk keskolah unggulan ini).  Biasanya di jaman SMP, banyak yang selalu bolos jam pelajaran hanya untuk nangkring di kantin. Lah? di sekolah ini justru anak-anaknya saling buru rengking dan keseringan kudapati teman-teman kelasku hanya ke perpustakaan dan jika lapar mereka tinggal mengeluarkan bekal yang telah di persiapkan dari rumah. Sungguh membuatku kaget dan sedikit malas. Dengan demikian, sikapku jadi ogah-ogahan masuk sekolah bahkan berfikiran bahwa hal ini karna Papa.

Saya memasuki Ekskul Marching Band. Dengan adanya seleksi untuk menjadi seorang ColourGuard membuatku sedikit tertarik kebidang tersebut. Saya dengan hati yang sangat bersemangat karena hal ini adalah baru di dalam hidupku. seleksi itu membuahkan hasil yakni saya resmi menjadi seorang ColourGuard di Marching Band Gema Suara 17 yang isi di dalamnya adalah siswa-siswi SMAN 17 Makassar. Dengan semangat, saya rajin mengikuti latihan untuk penampilan perdana angkatan kami di acara 17an. Acara 17an itu memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia.

SMAN 17 Makassar adalah sekolah yang tempatnya terpencil meski begitu, di awal kelas 1 di semester 1 saya masih saja bertemu dengan kawan-kawanku yang menurut Papa itu bukan teman yang baik untuk di temani hingga Mama berkeinginan untuk memasukkan saya di Asrama Siswa SMAN 17 Makassar.

Keputusan yang sangat membuat saya marah dan memberontak, namun kemarahanku tidak begitu di pedulikan dan dengan pasrahnya saya pun menyetujuinya. Awal masuk di asrama saya tidak begitu kaget karena di dalam asrama ini saya memilki 2 orang sahabat yang notabenya adalah soulmate seperjuanganku.

I WANT TO SLEEP

From : Aghyie



Sebelumnya judul ini gue buat menurut keadaan gue waktu siang kemarin yang merubah beberapa jam dalam hidup iis.
Siang itu gue baru pulang sekolah, sewajarnya anak sekolah lainnya kalo pas pulang sekolah yah ganti baju. Baju gue yang habis pake pas habis olahraga baunya kayak supir angkot yang udah keringatan, baunya nyesek kehidung.
Pas gue baru mau tidur, untuk kesekian kalinya iis nelpon
“ ghy elo dimana? “
“ di rumah, kenapa emang? “ dengan nada setengah ngantuk jawab gue
“ kira kira coffe toffee di baruga buka nggak? “
“ eh kayaknya, elo mau kesini? “
“ ho oh “
Setelah iis nutup telponnya gue buru buru nutup mata, gue masih ngatuk, nyawa gue tinggal dua puluh persen, masuk akal aja nyawa gue tinggal dua puluh persen, pas di sekolah tadi gue olah raga.
Seperti tentara yang baru masuk kesatuan gue di suruh lari sekitar dua kilo meter (majas hyperbola), terus pas nyampe di sekolah lagi gue langsung sit up, kalo totalnya sekitar lima puluh kali (masih majas hyperbola), pas pulangnya gue gowes sampe rumah, sekitar tiga kilo meter (majas hyperbola lagi).
Epilog : paragraph di atas menceritakan suka duka anak baru gaul yang belum gaul sama sekali.
Balik ke iis.
Lima menit kemudian dia nelpon lagi
“ ghy ke coffe toffee dong “
“ hah? Gue juga baru mau tidur “
“ ayo lah, bentaran doang kok “
“ ok lah istri pertama “
“ AGHYIEEEEEEEEEE JANGAN PANGGIL GUE ISTRI LO “
Buru buru gue ganti baju yang rada bersihan dikit, di lemari gue isinya cuma kaos cacad yang udah bapuk.
Stater motor, bawa laptop, rokok ready, tinggal muka gue aja yang belum di permak, muka bantal gue nggak pernah lepas, sampe akhirnya gue di coffe toffee, alasan gue bawa laptop sekalian kasih lihat tulisan gue yang kemarin, itung itung nyenengin dia juga.
Seperti biasanya kalo ketemu iis pembahasan yang paling sering adalah tentang masa lalu kita yang sangat sangat indah, saking indahnya di penuhi dengan aib aib, muka gue aib bagi dia, dan gue adalah aib bagi gue sendiri (gue memang aib).
Oh ia gue kenalin Olvi Triyani Pontoh .als Olvi, gue belum dapat nama panggilan yang tepat buat anak hilang yang satu ini, berhubung dia cantik (dan sangat kurus) jadi belum cocok buat dihina (hoek).
“ ghy elo mau minum apa? Gue yang traktir “
“ eh buset, banyak duit yah lu cina? “
“ udah deh, buru! Ntar gue berubah pikiran! “
“ ok deh “
Pas gue pesen, minuman mereka udah datang duluan, sambil menikmati capucinno, iis menyelesaikan baca tulisan gue, olvi cuma minum cool chocolate, gue pesen café mocca.
“ garing nih “ eluh olvi
“ main tab tab deh “ samber gue
“ cina elo nggak mau ikutan “
“ *hening “ iis masih serius baca tulisan gue sambil ketawa ketawa kecil
“ ghy kita main bedua aja “
“ ok “
Sambil seruput café mocca yang rasanya kayak air tape, gue battle sama olvi, gue jarang main tab tab, dan akhirnya gue di cupuin sama manusia krempeng ini.
Dua lagu finish, iis juga sudah baca tulisan gue, sempet gue kaget lihat reaksi dia, kenapa gue kaget? Padahal di tulisan gue yang kemarin kan gue pojokin dia? dalam tulisan gue, dia itu seperti orang yang dikucilkan, tapi ini, malah excited, dia ketawa kecil, dan senyum liciknya nggak pernah ketinggalan.
Gue tersenyum sambil ketawa setan dalam hati, kalo di imajinasikan, gue kayak lagi di konsernya jupe, gue fly denger “ belah duren “nya mba’ jupe, dan sekali lagi gue sukses bisa bikin ketawa cina bone yang satu ini.
“ ghy, elo masih ingat nggak waktu pas tujuh belasan? “
“ oh yang elo jadi dancer? “
“ HAH? DANCER? “ cibir olvi
“ yang pas elo nge dance pake baju orange, terus legging item, terus rambut elo di kuncir dua? “
Seingat gue iis pake baju yang gue deskripsikan tadi, tapi akhirnya …
“ nggak, gue waktu itu Cuma pake tank top pink, rok jeans bapuk, terus pake sarung tangan pink “
Iis nyerocos tentang waktu dia (dan gue) jadi dancer pas tujuh belasan
Gini ceritanya, waktu itu bulan agustus, kalo nggak salah tahun dua ribu lima pas kita masih SD, hari itu hiburan masih kurang, internet tak semurah sekarang, dan jaman itu hape abal abal sudah seperti BB untuk masa sekarang.
Jaman itu Britney Spears adalah artis yang berpengaruh, kalo versi Indonesianya dia itu Agnes Monica, tiap kali mba’ bret (nama panggilan gue buat Britney Spears) nge dance tiap kali juga gue mimisan, gue waktu itu masih ababil ababilnya, kampungan dan yang pastinya cupu.
Setiap anak cewe berusaha menjadi Britney di dalam genk nya.
Tiap kali eki (teman kompleks gue dari TK, sekarang dia di Tenggarong, Kalimantan timur) lihat iis, eki selalu ngomong sama gue …
“ ghy elo sering perhatiin iis nggak? “
“ eh jarang, biasa aja kali, kenapa emang? “
“ kalo elo perhatiin dia baik baik, dia itu mirip ama Britney “
“ Britney? Britney Spears maksud elo? “ kaget setengah mampus
“ ho oh, dia itu primadona di kompleks “ ini sangat manusiawi mengingat iis adalah orang yang pertama eki gebet waktu itu
“ semua juga tau kalo dia itu primadona di kompleks “ cibir gue
“ dan kayaknya nanti pas tujuh belasan iis nge dance deh “
“ HAH? Bener lo? “ siap siap ambil tissue, gue hampir mimisan
“ kayaknya, soalnya mamanya yudi (anak pak RW di kompleks) cerita ke gue “
“ ok deh, nanti kita lihat “
Pas hari H (dua hari setelah eki cerita tentang nge-dance-nya-iis-di-kompleks) gue di kasih tau sama mamanya yudi tentang gue juga bakalan nampil di tujuh belasan.
Katanya gue bakalan ngedance Gandrang Bulo (tarian khas Makassar) bersama roni (temen gue di kompleks yang sudah pindah ke Bandung) dan tiga temen gue yang lain.
Sempet gue shock, lutut gue lemes, muka gue pucat, masalahnya malam ini gue langsung tampil, gue belum latihan, gue nggak tau tari Gandrang Bulo itu kayak gimana?
Sampai akhirnya gue di panggil buat latihan, cuma dalam waktu tiga jam gue ber lima bisa kuasain garasi yudi (karena waktu itu gue di latihan di garasi yudi).
Adzan magrib bersua, gue, roni, dan tiga orang lainnya pulang kerumah masing masing, kita prepare buat jadi Sultan Hasanuddin gadungan, karena memang dandanannya memang kayak Sultan Hasanuddin.
Dua hari sebelumnya ternyata eki udah tau rencana kalo iis itu bakalan nampil, eki tiap sore muter muter kompleks naik sepeda, atau nggak pake motor cross mini rakitan bokapnya yang bandar rokok di Makassar, dan selalu sengaja buat lewat depan rumah iis, dan tiap kali dia lewat rumahnya ada suara lagu, “ kayaknya iis latihan dance deh? ” mungkin itu yang di hipotesis eki waktu.
Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa “ Setiap anak cewe berusaha menjadi Britney di dalam genk nya “ dan iis adalah BRITNEY pada saat itu.
Gue udah ON FIRE pada saat itu, gue siap malu, roni siap malu, dan keluraga gue sudah malu duluan karena gue di kompleks terkenal sebagai orang yang otaknya paling miring, GUE SIAP MENGGOYANG KOMPLEKS INI.
Layaknya tentara yang ingin ke medan perang gue minta restu sama nyokap dan bokap gue, gue minta maaf kalo misalnya nanti gue malu maluin.
Gelap pun menyelimuti kompleks gue, settingan ala tujuh belasan dimana mana, bambu runcing, pembungkus semen yang di set menjadi batu, bendera merah putih, kebaya, dan lain lian sudah menjadi setting yang sangat sempurna, panggung secuil ini akan gue gemparkan dengan goyangan gue.
Setelah warming up, pemanasan dikit, dan berdoa layaknya konser rumingkang di Trans TV gue siap, gue nampil sebelum iis, jadi doanya gue lanjutkan setelah gue makan (berdoa nggak ada sangkut pautnya dengan makan kali ghy?), sorenya gue nggak di kasih makan soalnya.
Dari kejauhan eki manggil gue sama roni, gue bertiga layaknya homo karena mengambil tempat yang rada rada gelap tanpa sebab jelas mau buat apa gue di tempat gelap.
Dengan sebungkus nasi padang yang menjadi saksi bisu di antara obrolan kita, kita pun nyerocos satu sama lain
“ ghy elo tadi lihat iis nggak di depan terasnya? “
“ nggak, kenapa emang? “
“ bentar deh elo lihat calon istri gue, pasti cantik bener “
“ idih istri, deket aja kagak mau, apalagi jadi istri “ roni sewot
“ hahaha, biasa tuh habis kejedot kali palanya “ sambung gue
“ eh serius, dia tambah mirip Britney Spears, mirip sama video yang waktu itu kita nonton sama rere (kakak cewe eki) “
“ hah? Serius lo? “ roni kaget
“ bener “ perjelas eki
Sambil gue nguyah ayam goreng padang, gue denger dari speakernya kalo “ PENAMPILAN SELANJUTNYA DARI ANAK ANAK KITA DARI RT 02!!! MODERNNNN DANCEEEEEEEEEEE “ dan yang gue tahu satu satunya yang bawa tari modern adalah IIS!
“ woi iis tuh naik ke panggung “ gue nunjuk ke iis pake ayam goreng
“ mana mana? Minggir lo pada “ eki nerobos
“ WOIIIII AYAM GUE JATOH, AMBILIN GUE LAGI “ gertak gue
“ waaaaa iis “ eki mimisan
“ hiks hiks ayam goreng gue “
“ waaaaa Britney Spears “
Kayaknya eki tidak terpengaruh dengan jatuhnya ayam goreng yang di kasih sama panitianya, eki masih menikmati hiburan sekali setahun ini.
Seperti anak kecil pada umumnya, kalo lihat temen cewek yang jadi calon gebetan pasti dalam hati sudah loncat loncat kegirangan, seperti yang dirasakan eki sekarang.
Sampai akhirnya gue harus nampil.
Beberapa menit kemudian gue turun dari panggung, gue udah nampil, nyokap gue di bawah panggung udah siap dengan beberapa macam bunga yang siap di lempar ke arah gue, gue berasa pengantin yang habis nikah, mengingat gue yang sekarang pake baju adat kayak begini.
Sampai akhirnya eki kembali ke arah gue, bukan buat nanya kalo penampilan gue tadi bagus, tapi ngajak gue untuk ke naik sepeda sambil lewat di rumahnya iis besok sorenya, dia ngajak gue buat ngeliatin iis, gue nggak meng”ia”kan ajakan eki, menurut gue dia harus berusaha untuk mengejar wanita yang jadi “ Britney “nya sekarang.
Percintaan mereka bukan urusan gue, dan urusan gue adalah urusan gue sendiri.
Iis pun kaget dengan aib kami berdua yang masih saya hapal dengan lengkap dan jelas, sambil menyelesaikan café mocca pesenan gue iis cerita berkomentar dikit
“ hahaha ternyata elo masih hapal bener kejadian yang dulu banget “
“ wets, gue emang penghapal aib yang baik “
“ aib si aib, masalahnya ini buat gue drop kalo di share ke orang lain “
“ nanti gue share ke orang lain deh “ samber olvi
“ vi jangan dong, cukup elo sama aghy aja yang tau aib gue “
“ ok deh, gue nggak kasih tau orang lain “
Sore pun semakin mendekat, mungkin saatnya gue cabut dari mereka berdua, gue mau lanjutin tidur siang gue yang tertunda tadi, sampai iis bilang …
“ ghy jalan yuk? Garing nih di rumah, nggak ada kerjaan gue “ eluh iis
“ ehh gue masih ngantuk “
“ ayolah ghy, kali ini aja, sekalian gue mau lihat aslam “ aslam itu mantannya iis waktu SMP yang sekarang jadi teman sekolah gue lagi di SMA.
“ eeeh ok deh, demi kamu apapun jadi “
“ nggak usah lebay yah mata gede “
Iis ngikutin gue dari coffe toffee ke rumah, gue masih belum mandi, gue masih bau keringat (seperti sebelum sebelumnya), mulut gue masih bau rokok camput air tape tadi, dan dengan sangat sangat terpaksa ngantuk gue temenin iis.
Sorenya pas mau ke tempat nongkrongnya aslam, si aslamnya kagak ada, mungkin malamnya baru ada, jadi kita teruskan perjalanan ke permata hijau, ke TKP dimana iis menjadi Britney Spears dulu, tapi bukan buat cek TKP, sebenarnya iis ke permata hijau buat ambil tugasnya puji (adenya iis yang sudah gue anggap ade sendiri ) yang harus di kirim via email, berhubung disini gue yang kayak teknisi komputer, gue di suruh mengeksekusi tugasnya puji (gue memang kakak yang baik dan bau)
“ eh cari cafe yang ada wi fi nya deh, gue capek nih bawa mobil seharian “ eluh iis
“ ghy dimana tempet nongkrong elo yang ada wi fi nya? Kan ceritanya elo jadi anak gaul se kota Makassar di mobil ini “ ngobrol olvi
“ eh coba di burger holic deh, disitu ada wi fi nya “
“ kayaknya uang gue nggak cukup deh “ eluh iis lagi
“ ya udah di explore aja “ saran gue ke iis lagi
Sampai akhirnya kita di explore, warnet ter mahal di daerah pengayoman, se jam di sana bisa sampe tujuh ribuan, berapapun mahalnya yang jelas tugasnya puji selesai.
Dua jam nggak terasa di dalam warnet, maklum saja suasananya mendukung, dan harganya sangat menguras dompet (iis).
Pas di mobil iis sempet cerita tentang bokapnya lagi yang katanya ingin penataran di Jekardah sana, bukan masalah penatarannya, tapi lamanya dia di sana, katanya sekitar tiga bulan, menurut iis tiga bulan itu sangat lama, tiga bulan itu serasa sembilan puluh hari, dan sembilan puluh hari sama dengan dua ribu enam ratus enam puluh jam, dan dua ribu enam ratus enam puluh jam itu … (malas ngalinya gue).
Intinya iis nggak bisa hidup sama tanpa bokapnya.
Curhatannya iis bisa menghilangkan perasaan lama di perjalan, matanya olvi udah sayup, ketek gue masih bau keringat, mata iis masih memandang ke jalan, isi kepalanya kemana mana, tentang bokapnya, tentang mantan mantannya yang karib gue dulu dan sekarang, tentang tugasnya puji, sampe akhirnya kita sampe di tempat tongkrongannya aslam lagi.
Aslam masih belum ada di tempat, kata accang (teman genknya aslam) dia masih di rumah, sepertinya aslam masih sibuk dengan solatnya, sekarang aslam itu lebih mendekatkan diri pada ilahi, dan mungkin suatu saat aslam akan bertemu dengan ilahi (elo doain orang mati yah ghy?).
Kabar ini membuat iis shock, aslam kayaknya berubah 1800, iis nggak pernah denger aslam lagi solat, dan sekarang berita ini membuat iis semuringah.
Pas gue nanya ke accang lagi, katanya aslam lagi mandi, mungkin dia sudah tahu kalo iis dateng ke wartel, dan ceritanya dia lagi dandan buat menghadapi cina dari bone ini.
Buat bunuh waktu, iis dan olvi foto foto di dalam mobil, gue juga sempet ikutan, sampe akhirnya …
“ eh ghy itu aslam yah? “
“ nggak tau? Tunggu gue cek dulu, siapa tau bukan dia “
Bebrapa menit gue kembali ke mobil dan kasih tau iis …
“ eh bener, itu aslam “
“ YA ALLAH, ASLAM, CAKEP BENER, vi lihat vi, itu yang namannya aslam “ iis senyum dan pasang muka nanar sambil kasih tau ke olvi yang mana namannya aslam
“ wah cakep juga “ olvi kasih tanggapan datar tapi tetap berbobot
“ ya elah, nggak segitunya kali cina “
“ hem ok deh “ iis langsung diam
“ eh gue kesana dulu, nanti ketahuan kalo kalian berdua bareng sama gue “ gue pamit
“ ok deh, sana gih “ usir iis
Setelah beberapa kali basa basi sama aslam dan accang, nyokap gue nelpon, gue panik, gue buru buru ke mobil buat kasih hape ke iis, biasanya nyokap gue bakalan luluh kalo iis yang angkat telponnya.
“ iis angkat telpon gue gih, nyokap gue nih masalahnya “
“ hah? Nyokap elo? “
“ iya cepetan? “ nyolot
Pas iis nerima telpon gue langsung cabut ke aslam lagi, takut ketahuan kalo iis ada di dalam mobil, tapi …
“ ghy elo sama iis ke sini? “ Tanya aslam.
“ ah anu eh “ gue gelalapan.
“ bener yah? “ mampus gue ketahuan.
“ ho oh “
Secara sengaja accang cerita ke aslam kalo gue bareng sama iis ke sini, ya jadi akhirnya gue jelasin kalo iis ke sini buat ketemuan sama dia, dia cuma ngangguk ngangguk, meng”ia”kan setiap penjelasan gue.
Jam delapan udah nggak terasa, gue udah kepanasan (dan udah di teror sama nyokap sendiri), sampai akhirnya gue nanya ke iis buat move on dari wartel.
Iis buru buru buat cabut dari wartel, gue berniat buat ketemuin mereka berdua yang sudah tiga tahun nggak bertemu (setahu gue), gue mau buat hal yang berkesan buat iis. And finally I do this …
“ aslam gue cabut dulu yah “ pamit gue ke aslam
“ oh hati hati ghy “ sambung aslam
“ eh gue mau kasih ketemu elo sama iis “
“ eh boleh deh “
“ is buka is, aslam mau ngobrol “ gue ketok kaca mobilnya
“ ah eh “ iis cuma buka dikit kaca mobilnya
“ hai iis “ aslam julurin tangannya yang dingin
Mereka berdua gelalapan, gue ketawa dalam hati sambil berteriak BERHASIL, sedangakan olvi hanya duduk di belakang sambil main hape, gue buat ketemuan hari ini nggak sia sia, gue buat tahapan baru dalam kehidupan kami ber tiga menjadi berbeda.
“ kok nggak turun is? “
“ ah eh nggak papa “
“ oh elo sekarang dimana? “
“ di jubels, sekarang kamu satu sekolahkan sama aghy? “ iis mengalihkan pembicaraan
“ ho oh “ jawab aslam polos
“ eh gue pulang duluan dulu yah, nyokapnya aghy tadi udah nelpon “
“ ok deh, eh hati hati yah “
“ sip sip “ iis buru buru tutup kaca mobilnya
Baru beberapa meter dari wartel iis mulai keluarkan semuanya, semuanya?
YAH SEMUANYA!
“ AGHY KAMPRET MATA GEDE’, ALIEN NYASAR, BIJI MATA CACAD “
“ BRUAKAKAKAKAKA, BAHAGIA GUE NGELIATIN ELO TADI SALTING “
“ hihihi, betul ghy, barusan gue lihat iis salting nggak ketulungan kayak begini “ komen olvi dengan nada setengah ngantuk
“ ok iis apa yang elo lakuin tadi? Apa? “ iis bertanya pada dirinya sendiri, mulai ngeracau tina toon KW2 ini
“ intinya dari tiga cita cita elo dulu setidaknya gue baru kabulin satu “
“ tapi nggak kayak gini caranya mata gede “
Iis punya tiga cita cita dalam hidupnya, pertama, iis ketemu sama roni yang notabennya dulu nyokapnya karib bener ama nyokap gue, kedua, iis mau ketemu sama eki yang notabennya adalah pacar pertamannya sekaligus temen nakal gue sampe SMP walaupun nggak sampe satu SMP, ketiga, iis mau ketemu sama aslam yang notebennya adalah teman SMP gue sama iis, mantannya iis, dan ce es gue di SMA sekarang.
Berubahnya iis setelah bertemunya dia dengan salah satu mantannya mungkin akan terjadi.
Perubahan apa yang akan terjadi? We will se together, not me or iis only, BUT WE WILL SEE TOGETHER!
Pokoknya beberapa jam yang gue pernah alamin yang sebenarnya nggak terlalu seru tapi sangat berkesan menurut iis, karena apa? ASK HER!
INI CERITAKU APA CERITAMU?
CHAO!!!